17 Kaidah Praktis Menghafal Al-Qur’an #2#:  Bersungguh-sungguh Melakukan Ketaatan dan Meninggalkan Maksiat

Oleh: Dr. Syamsuddin (Pimpinan Pesantren Tahfidz Wahdah Islamiyah Cibinong)

Kaidah Kedua, Bersungguh-sungguh Melakukan Ketaatan dan Meninggalkan Maksiat

Pada tulisan sebelumnya telah dijelaskan, kaidah dan langkah pertama dalam menghafal Al-Qur’an adalah bersungguh-sungguh dalam meluruskan dan menjaga niat. Selanjutnya yang kedua adalah bersungguh-sungguh dalam meniti jalan ketaatan dan menjauhi semua jalan yang menjerumuskan ke dalam maskiat. Singkatnya selalu melakukan ketaatan serta meninggalkan maksiat dan segala sesuatu yang menjerumuskan kepada perbuatan maksiat.

Salah satu kisah inspiratif dalam masalah ini adalah pengalaman Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i. Ulama yang masyhur dengan nama Imam Syafi’i ini dikenal dengan kecepatan dan kekuatan hafalan di atas rata-rata orang paling cerdas sekalipun. Namun beliau pernah mengalami gangguan dalam hafalannya. Sehingga beliau ‘’curhat” khusus kepada gurunya tentang buruknya hafalannya.

Curhatan sang Imam terabadikan dalam sebuah Sya’ir indah;

 

شَكَوتُ إِلى وَكيعٍ سوءَ حِفظي                  فَأَرشَدَني إِلى تَركِ المَعاصي

وَأَخبَرَني بِأَنَّ العِلمَ نورٌ                            وَنورُ اللَهِ لا يُهدى لِعاصي

 

Aku mengadu kepada Wak’i tentang buruknya hafalanku # Lalu dia memanduku untuk meninggalkan maksiat

Dan mengabariku, ilmuadalah cahaya # Dan cahaya Allah takkan diberikan kepada pelaku maksiat

 

Baca Juga:

17 Kaidah Praktis Menghafal Al-Qur’an (Bag.1)

PPDB T.P 2022/2023

 

Sebab dosa dapat mengotori dan menutupi hati (Lih, Qs. Al-Muthaffifin:14). Sementara hati yang kotor tak dapat dimasuki dan ditempati ilmu yang merupakan cahaya Allah. Sebagaimana mushaf  al-Qur’an yang berupa benda fisik hanya boleh disentuh oleh orang yang dalam keadaan suci dari hadats dan najis. Demikian pula dengan lafal dan makna Al-Qur’an, hanya dapat dicapai oleh hati yang bersih.

 

Oleh sebab itu siapa yang sungguh-sungguh mengendalikan diri dan nafsunya dalam menjauhi maksiat, maka Allah akan bukakan hati dan memori ingatannya saat menghafal Al-Qur’an. Allah akan mudahkan dia dalam menghafal Al-Qur’an dan mempelajari maknanya. Ini semakna dengan janji Allah, “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di dalam (mencari ridha) Kami maka sungguh akan kami tunjukkan berbagai jalan Kami”.  []

Bersambung Insya Allah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *